PROMO FIKTIF PASAR MODERN?


Pada tanggal 21 april 2011 seperti biasa saya berbelanja ke salah satu pusat perbelanjaan besar di negeri ini. Belanja ini adalah belanja bulanan yang biasa saya lakukan. Begitu mulai melalui lorong-lorong rak Ca*****r, saya sudah memperhatikan begitu banyak promo yang ditawarkan. Saya tertarik untuk mampir ke salah satu lorong. Kali ini saya tertarik dengan tulisan di rak coklat bubuk. Windmolen Powder 90 gr tertulis sekitar Rp.10.300. Saya ambil satu karena kemarin saya membeli di mini market dekat rumah yang terkenal paling murah, seharga Rp. 11.500. Di lorong buah, saya membeli sebuah pepaya dengan ukuran kecil. Saya timbang di tempat penimbangan, diberi label oleh petugas kemudian saya bawa ke kasir. Di perjalanan ke kasir saya sempat melirik harga pepaya tersebut yang beratnya sekitar sekilo lebih, dan asumsi saya harganya cuma sekitar delapan ribu sekian. 

Begitu sampai rumah saya teliti lagi daftar belanjaan berikut struknya. Ternyata kedua barang yang saya sebutkan tadi sama sekali tidak cocok harganya. Pertama, coklat bubuk Windmolen 90 gr yang tertulis seharga sekitar Rp. 10.300, ternyata di struk tertulis Rp. 13.260. Kedua, pepaya yang di papan promo tertulis sekitar empat ratus sekian per 100gr, setelah ditimbang bukan saja harganya yang berubah melainkan nama pepayanya tertulis semangka merah dengan total harga Rp.9.515 yang berarti sekian pula nominal yang harus saya bayar. 

Pengalaman lain, masih di tempat yang sama tapi lain waktu, saya beberapa kali membeli pengharum dan pelembut pakaian kemasan kantong 800gr. Dikemasan jelas tertulis berhadiah mangkok, sabun colek, atau promo lain. Tapi tak ada sebuah barang pun yang menempel sesuai dengan promo tersebut. Setelah samapi kasir, saya kira kasir menyediakan dan otomatis memasukkan ke dalam belanjaan saya. Saya sendiri sering lupa menanyakannya. Tetapi setelah di rumah saya cek kembali, saya sadar ada yang ketinggalan, hadiah yang seharusnya menjadi hak pembeli.

Apakah ini bentuk-bentuk dari promo market modern? Legalkah promo dengan cara seperti itu. Sepertinya malah merugikan konsumen. Sebagai tambahan, saya akan ceritakan pengalaman saya dengan ‘promo’ semacam itu. Minimarket yang kalau boleh saya sebut minimarket sejuta umat (karena menjamur samapi di pelosok-pelosok kampung), me-launch tokonya. Di promo tertulis harga susu Lactogen 3 Gold 750gr seharga Rp. 48.000, kembali saya bandingkan dengan harga toko terdekat yang terkenal murah, masih jauh dibawahnya. Di toko tersebut seharga Rp. 53.000, tentu lebih mahal. Saya berburu ke I******t dan menanyakannya. Kecewa menyelimuti saya, keluar tanpa hasil. Saya mencari susu yang tersebut untuk kemasan 750gr sama sekali kosong. Pramuniaga pun menjawab dengan satu kalimat, ‘Maaf sedang kosong’. 

Saya tidak bisa menjelaskan apa hal tersebut merupakan cara benar untuk berpromosi karena saya bukanlah ahli manajemen atau semacamnya. Yang saya tahu dari sudut konsumen, saya sangat kecewa. Saya mengatakan ini dengan istilah “PROMO FIKTIF”. Semoga hal ini takkan pernah terjadi lagi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar