Kisah 2 bersaudara dengan 2 sahabat

Kisah 2 bersaudara dengan 2 sahabat

Ada seorang perempuan hidup dengan adiknya. Mereka saling menyayangi satu sama lain. Dan saling membantu saat dibutuhkan. Saat adiknya mendapat masalah dia selalu ada. Menghibur, mendengar keluh kesahnya dan memeluknya.

Dia juga memiliki dua orang sahabat, satu laki dan satu lagi perempuan. Mereka selalu bersama-sama kemanapun pergi. Meski begitu ketiganya memiliki kekurangan masing-masing. Yang laki-laki suka sekali berbohong dan malas menerima telepon. Yang perempuan satunya suka sekali ingkar janji. Sang kakak memiliki sifat keras namun jujur dan tak pernah ingkar janji. Dia selalu tulus menerima kekurangan kedua sahabatnya walau sering marah.

Sahabat lelakinya ingin memiliki pacar. Maka dia kenalkan pada adiknya dengan harapan persahabatannya semakin kekal. Dia juga berharap bisa sering pergi berempat bersama-sama yang tentunya lebih mengasyikkan. Mereka berdua akhirnya menjadi sepasang kekasih. Sang kakak tentu sangat senang. Saudaranya bisa bertambah. Namun apa yang terjadi. Setelah waktu berlalu, adiknya mulai tak ada waktu untuknya. Sahabat lelakinya juga. Mereka tak lagi ada saat dia butuh. Bahkan ditelpon jarang mau angkat. Sekalinya diangkat dia selalu menghindar jika diminta tolong. 

Suatu hari dia kangen sekali ingin bertemu kedua sahabat dan adiknya. Saat itu mereka menyetujui untuk bertemu pk. 19.00 di sebuah cafe. Namun ditunggu tak datang-datang. Saat ditelpon hendak diminta konfirmasi tak satupun yang mau angkat. Hingga malam tiba akhirnya sahabat perempuanya mau angkat telpon. Dia beralasan bahwa ada kegiatan kampus. Lalu sahabat lelakinya ditelpon dan beralasan pula. Maka marahlah ia. Mulai saat itu ia malas menerima telpon dari keduanya.

Hari berlalu hingga saat ulang tahun adiknya tiba. Dia merencanakan sebuah kejutan untuk adik tercintanya. Selama ini dia bekerja mengumpulkan uang yang disimpannya di suatu tempat sangat rahasia. Uang yang sudah terkumpul sangat banyak itu kelak akan dibagi dua dengan adiknya setelah sang adik memiliki pacar.
Pagi itu dia memohon sang adik untuk datang ke suatu tempat. Tempat yang sebenarnya sudah dia setting sebagai pesta ulang tahun sekaligus memberikan uang tabungannya. Si adik tak tahu tentang itu. Walau begitu dia menyetujui dan berjanji untuk datang. Namun tanpa sepengetahuannya sahabat lelaki kakaknya yang juga pacarnya memiliki rencana sendiri untuk makan malam romantis. Sahabat perempuan juga ikut terlibat karena diminta bantuan untuk menyiapkan segala sesuatunya. Rencananya sang kakak juga akan diundang lewat adiknya. Begitu mendengar sang pacar mengajaknya makan malam adik ini tidak bisa menolak. Maka dia lebih memilih untuk pergi bersama pacarnya. Karena takut kakaknya marah maka dia berbohong. Bahkan telpon pun tak dia angkat.

Sang kakak yang menunggu di tempat yang sudah dia rancang mulai tak sabar. Dia telpon adiknya dan kedua sahabatnya. Tapi lagi-lagi mereka tak berani menerima telponnya. Akhirnya setelah hari larut malam sahabat perempuannya mengirim pesan singkat kalau mereka bertiga ada di suatu tempat. Sang kakak dengan kemarahan ditahan langsung menuju lokasi yasng dimaksud. 

Celakanya, di tengah perjalanan menuju kesana dia kecelakaan dan terluka parah. Di tengah kesadarannya yang mulai menipis dia ingin menelepon adiknya. Mungkin untuk terakhir kalinya dia ingin bercerita. Tapi lagi-lagi tak diangkat. Sang kakak tak putus asa. Ponselnya terus di tekan nomor adiknya hingga dia menghembuskan nafas terakhir.

Ketiganya baru tahu kejadian itu setelah ditelpon polisi keesokan paginya. Kini tinggal penyesalan yang dalam dari sang adik. Lebih menyesal lagi setelah tahu rencana kakaknya. Dia sudah kehilangan orang yang selama ini tanpa dia sadari sangat berarti dan sangat mencintainya.

Pembaca, kadang dalam hidup kita tak pernah menyadari bahwa ada hal-hal yang sepele tapi sangat fatal jika kita remehkan seperti menerima telpon. Dunia sudah mempersembahkan kecanggihannya dalam bidang teknologi untuk membantu manusia berkomunikasi. Sayangnya kepengecutan manusia melawannya. Rata-rata orang memiliki telpon hanya untuk dipamerkan atau sebagai aksesoris tanpa memahami betul fungsinya. Ponsel diciptakan portable agar mudah dibawa kemanapun dan tentu saja mudah berkomunikasi dengan siapapun. Tetapi jika dia tak berani berkata jujur atau tak berani menghadapi masalah maka jalan yang paling sering diambil adalah mematikan ponsel atau tak mengangkat ponsel. Berhati-hatilah terhadap kebiasaan ini karena anda semua tak pernah tahu berita apa yang akan diterima saat mengangkatnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar