Akibat global warming yang terjadi akhir-akhir ini penyusutan es di Greenland saat ini 400% lebih besar dari 15 tahun yang lalu. Menurut peneliti dari National Aeronautics & Space Administration (NASA-Amerika), Dr.H.J.Zwally memprediksi bahwa hampir seluruh es di kutub utara akan lenyap pada akhir musim panas 2012. Akibat es yang mencair tersebut lautan akan panas dan melepaskan gas yang akan meracuni dan bisa membunuh umat manusia. Untuk itu marilah kita selamatkan planet ini dimulai dari diri sendiri. Dengan cara memakai bahan bakar bio/hibrida, hemat energi, stop pembalakan hutan dan menanam tanaman anti polutan, salah satunya SANSEVIERIA.
Sejarah Sansevieria
Sansevieria atau yang dikenal dengan sanse yang masuk dalam family agavaceae merupakan tanaman yang tumbuh menahun (perennial). Sejarah menerangkan sanse berasal dari Afrika, India dan Asia. Adalah Caspar Commelia, seorang botani asal Belanda yang berjasa mengenalkan sanse di luar habitat aslinya. Sanse banyak mengalami perubahan penggolongan genus. Nama sansevieria sendiri diambil dari nama bangsawan Italia, Prince of Raimond de Sangrio de Sanseviero. Sampai akhirnya ditetapkannya nama Sansevieria pada tahun 1905 dalam Vienna Congress of Botanical Nomenclature di Austria.
Spesies Sanse
Sanse memiliki sekitar 200 lebih spesies dari seluruh penjuru dunia dan ratusan lain adalah hybrid yang berhasil dikembangkan oleh penggemarnya. Spesies tersebut digolongkan kedalam 2 golongan, Trifasciata dan Non Trifasciata atau bisa dikatakan berdaun pipih dan non pipih. Non Trifasciata sendiri masih dibagi lagi ke dalam dua kelompok lagi diantaranya fariata dan cylindrica. Fariata adalah jenis sansevieria dengan daun pipih berkarakter doff / tidak berkilat dan kasar. Yang termasuk jenis ini adalah: Sansevieria Masoniana, Sansevieria Kirkii, Sansevieria Aothopica, Sansevieria Horwood, dan sebagainya. Cylindrica adalah sansevieria dengan karakter daun bulat dan mempunyai kanal ditengahnya. Yang termasuk jenis ini contohnya adalah: Sansevieria Stuckii, Sansevieria Tom Grombley, Sansevieria Base Ball, Sansevieria Kenya Hyaicint, dan sebagainya. Kultivar sanse yang dari Indonesia sendiri adalah Javanica. Beberapa jenis lain yang kini lagi digandrungi hobies adalah Koko, Silver Blue, Doris Pfenig, beberapa jenis Lavranos, Johannesburg, dan masih banyak lainnya selain yang variegata (mengalami kelainan warna dengan tanda berupa garis atau full warna kuning dan putih pada daun.
Aneka Guna Sanse
Sanse selain indah dipandang mata, ternyata memiliki banyak sekali kegunaan terutama bagi kesehatan. Tak heran penggemar sanse semakin bertambah kian hari meski hobby tanaman tak seramai beberapa tahun lalu. Sansevieria yang kini harganya turun drastis tak membuat pecinta fanatiknya pindah ke lain hati. Terbukti pada beberapa daerah masih sering diadakan kontes. Bahkan pada 12-13 Februari 2011 lalu dihelat kontes bertaraf International oleh Tangerang Sansevieria Club (TSC), bekerjasama dengan Thailand Sansevieria Club (TSC) dan ditulis dalam journal International Sansevieria Club (ISS) di Inggris. Kontes yang dihadiri bukan hanya oleh peserta dari Indonesia tetapi juga Thailand dan negara lain ini membuktikan bahwa semakin sadarnya masyarakat terhadap lingkungan dan kesehatannya.
Lalu apa saja manfaat sanse bagi kehidupan manusia? Serat nya dimanfaatkan untuk membuat benang, jala, topi, keranjang, tali, mouthbow (alat musik tradisional Afrika) dan bahan baku kain. Pulp daun dapat dipakai sebagai bahan pembuat kertas. Parfum yang kita nikmati keharumannya, ternyata salah satu bahannya adalah ekstrak bunga sansevieria. Untuk kesehatan, daun sanse lah yang mampu bertugas sebagai obat. Pada jaman dahulu daun sanse digunakan sebagai bahan racikan racun. Pada masa kini, penelitian tentang sanse terus berkembang dan menemukan bahwa selain sebagai racun sanse juga bisa sebagai antiseptik, bahan obat (wasir, sakit gigi, diabetes, kanker, dsb), sebagai tonik penyegar, penghambat karat pada aluminium dan airfreshener (antipolutan).
Kandungan Sanse
Sebenarnya apa kandungan sanse sehingga nampak begitu berguna? Tiap helai daun sanse terdapat senyawa aktif pregnane glykoside yang mengurai 107 senyawa berbahaya seperti benzena, kloroform, xylen, formaldehida, dan triklorotilen yang ditimbulkan oleh polusi dari asap rokok, tinta, kayu, minyak, limbah plastik, asap bahan bakar, kertas dan produk pembersih domestik, menjadi senyawa asam organik, gula dan senyawa asam amino. Mampu meneyerap radiasi dari alat-alat elektronik seperti komputer, TV dan lainnya. Berdasar penelitian NASA, selembar daun sanse bisa menyerap formaldehida 0,938 gr/jam. Pengaplikasiannya cukup letakkan 4-5 daun sanse dewasa pada ruangan seluas 100m2. Perlu diketahui bahwa formaldehida adalah zat berbahaya yang beredar di udara yang dapat menyebabkan Sick Building Syndrome (SBS) yaitu sakit kepala, iritasi mata, badan cepat letih, perut terasa kembung, hidung berair, tenggorokan gatal, kesulitan dalam berkonsentrasi, kulit terasa kering serta batuk kering yang tidak kunjung sembuh. (see: http://masisnanto.blogdetik.com/2009/04/10/sick-building-syndrome/).
Pengembangan Biakan Sansevieria
Pengembang biakan sanse biasanya dapat dilakukan melalui anakan, stek daun, penyilangan bunga dan melalui proses laboratorium atau lebih dikenal proses kultur jaringan. Dengan media tanam berupa campuran pasir, pupuk kompos, dan arang sekam, dengan perbandingan kira-kira 3:1:1, dapat dipastikan sanse akan tumbuh subur dan kalau anda beruntung, anda akan menemukan anakan variegata.
Sanse yang memang spesies gurun, sangat memerlukan sinar matahari penuh dan tidak membutuhkan banyak air. Untuk itu campuran media dengan banyak pasir sangat diperlukan agar tempat tumbuh sanse poros atau tidak menampung air. Pupuk kompos dan arang sekam diperlukan agar unsur hara tetap didapatkan. Penyiramannya pun juga tidak terlau sering, cukup tiga kali sehari dalam kondisi panas dan seminggu sekali saat musim penghujan.
Tetapi sanse juga bisa dijadikan indoor plant (tanaman dalam ruang) dengan sifatnya yang bandel tersebut. Cukup letakkan sanse di pot cantik, jadilah sanse indoor plant yang tak hanya mampu menyegarkan mata tetapi juga menyerap radiasi alat-alat elektronik dan polusi. Cukup seminggu sekali dikeluarkan untuk bermandi matahari dan disiram cukup air. Setelah kering sanse bisa dimasukkan kembali ke dalam rumah. Membawa sanse sangat mudah. Cabut saja dari medianya, bersihkan dengan air dan bungkus koran bekas. Sanse siap dibawa kemanapun. Praktis kan.
Komunitas Sanse di Indonesia
Di Indonesia komunitas Sanse tidak berkurang bahkan bertambah. Dulu, di Surabaya yang ada hanya Komunitas Sanse (Komsa Surabaya) sekarang telah berkembang menjadi beberapa komunitas seperti KSS (Kampung Sanse Surabaya) dan Jogoloyo Sansevieria Club. Di Gresik ada Gresik Sanse Club, ada juga Pesso di Solo, MSC di Jogja, dan masih banyak lagi.
Saya jatuh cinta ke sanse sejak beberapa tahun lalu. Untuk itu saya bergabung dengan Komsa Surabaya pada tahun 2006. Tanpa ragu saya juga memborong beraneka sanse terutama yang masuk jenis cukup langka seperti Minnie, Lav 23251 dan beberapa lainnya. Sanse praktis, unik, bandel, berguna bagi kesehatan dan lingkungan, jadi apa alasan saya untuk tidak jatuh cinta kepadanya. Sanse sepertinya memiliki magnet besar di mata saya.
(TIA SULAKSONO, dari berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar